Menurut American Psychological Association, tekanan ekonomi dan godaan iming-iming uang dapat memengaruhi rasa kendali seseorang, menyebabkan mereka mengambil keputusan yang lebih berisiko dalam situasi yang tidak pasti.
“Kami menemukan bahwa orang dewasa yang tumbuh dalam kemiskinan lebih cenderung menganggap kondisi kehidupan yang sulit dan tidak pasti sebagai sesuatu yang berada di luar kendali mereka,” kata Chiraag Mittal, MS, seorang mahasiswa doktoral di University of Minnesota.
Rendahnya rasa kontrol dan ketidakpastian ekonomi mendorong orang-orang dari latar belakang menengah ke bawah untuk lebih terdorong melakukan hal-hal nekat. Apalagi, dalam kasus ini, FSF sudah memiliki tiga orang anak.
Besarnya uang saweran tersebut bisa menjadi salah satu alasan FSF nekat melakukan aksi live tanpa busana. Diketahui FSF bisa mendapat hingga Rp10 juta per bulan. Faktor ini juga membuat korban merasa gelap mata hingga melakukan tindakan tersebut.
“Kesulitan keuangan pribadi dan tumbuh dalam kemiskinan membuat mereka menyerah lebih cepat,” paparnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta