Mengisi Hari 1 Suro Taun Dal 1959 dengan Filosofi Jawa Sarat Budi Pekerti, Bukan Pergi Vakansi

Dr. KRMT Roy Suryo, M.KesBeri
Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen
SEPANJANG hari kemarin, Jumat (27/06/2025) alias Jumat Kliwon 1 Suro taun Dal 1959, Windu Sancaya dan Wuku Madhangkungan, HP saya tak henti-hentinya menerima notifikasi pesan masuk, baik melalui Aplikasi WA (WhatsApp) maupun yang dikirim dengan sarana Social Media lainnya (X / Twitter, IG / Instagram, FB / FaceBook dsb) belum termasuk comment di berbagai Platform (YouTube, TikTok, Threath, dsb). Uniknya masih juga ada yang kirim melalui SMS (Short Message Service) dan MMS (Multimedia Messaging Service) yang sudah banyak ditinggalkan Netizen +62.
Kebanyakan dari Notifikasi tersebut memang berisi Ucapan Selamat Taun Baru Jawa 1 Suro taun Dal 1959 dan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriyah dalam bahasa Jawa, seperti "Sugeng warsa enggal 1 Suro. Mugi tansah pinaringan rahayu lan slamet", "Mugi ing taun anyar iki, kita tansah eling lan waspada", "Sugeng 1 Suro, mugi urip kita tansah ayem tentrem lan berkah", "Mugi Gusti Allah tansah maringi dalan kang becik lan berkah ing urip kita", "Taun anyar, semangat anyar. Ayo miwiti karo niat apik","Mugi kita tansah diparingi kekuwatan kanggo ngadhepi urip lan tetep sabar" dsb.
Dari kalimat diatas, mostly berisi kalimat ucapan dengan harapan yang baik agar tahun baru ini lebih cerah dibanding tahun lalu dan segala puji untuk Tuhan Yang Mahakuasa, Allah SWT agar memberikan jalan terbaik dan berkah bagi kita semuanya. Alhamdulilahnya, taun Dal 1959 ini dalam hitungan Jawa masuk dalam kategori khusus, karena hanya berulang tiap 8 (delapan) tahun sekali, karena dimulai pada hari Jumat pasaran Kliwon.
Berbagai Ucapan dan Harapan diatas dalam Filosofi Jawa seringkali dilengkapi juga dengan beberapa Kalimat / Idiom yang khas (nJawani), antara lain : "Urip iku Urup" (Hidup itu Nyala. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik", ada juga "Memayu Hayuning Bawana" (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak ", kemudian " Surodiro Jayadiningrat, Lebur dening Pangastuti "Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar "
Editor : Suriya Mohamad Said