Meskipun dapat diselamatkan dan berenang ke tepian, namun hal itu tetap saja sangat membahayakan. Para orang tua selalu mengantarkan para pelajar ini hingga ke tepi sungai.
"Setiap hari diantar orang tua untuk dapat menyeberangi sungai. Saat musim hujan terpaksa tak sekolah karena sungai banjir. Pernah ada yang terseret banjir, terus diselamatkan orang kampung," ujar salah seorang pelajar, Dewi Noviani.
Anggota Koramil Kuta Cot Gli, bersama masyarakat mencoba membantu mengatasi persoalan para pelajar ini, dengan membuatkan rakit dari bambu. "Rakit ini kami buat untuk membantu masyarakat dan pelajar, karena kalau kondisi banjir mereka tidak bisa menyeberang," ujar Danramil Kuta Cot Glie, Peltu Sayed Abu Bakar. Saat musim penghujan dan terjadi banjir, otomatis aktivitas warga lumpuh total. Pelajar, guru, mapun pegawai kesehatan tidak dapat menyeberang, dan harus menunggu sampai sungai surut.
Editor : Eka L. Prasetya