Lebih lanjut, BMKG mencatat karakteristik gelombang S (shear wave) yang kuat dan berfrekuensi tinggi melalui sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko), yang menjadi ciri khas dari gempa tektonik. “Analisis menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme geser atau strike-slip,” jelas Daryono.
Mengenai suara gemuruh dan dentuman yang menyertai gempa, Daryono menyebut hal tersebut wajar terjadi. Menurutnya, suara tersebut berasal dari getaran frekuensi tinggi yang terjadi dekat permukaan tanah, sekaligus menjadi indikasi bahwa gempa memiliki kedalaman hiposenter yang sangat dangkal.
“Semua gempa yang sangat dangkal biasanya disertai suara ledakan, dentuman, atau gemuruh,” tandasnya.
Editor : Suriya Mohamad Said
Artikel Terkait