Sekretaris Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri menuturkan, konon kedua batu di objek wisata air terjun itu merupakan jelmaan seorang putri berwajah cantik yang dijuluki sebagai Caweni. Dalam Bahasa Sunda Caweni berarti janda bengsrat.
"Menurut cerita masyarakat sekitar, puteri ini memiliki kisah hidup yang cukup pilu. Dia menikah sebanyak 99 kali. Namun selalu harus berakhir menjanda hanya dalam waktu singkat," ceritanya.
Sebab, lanjut pria yang karib disapa Bima ini, setiap kali menikah, suami yang telah mempersunting Putri Caweni selalu menemui ajal sebelum malam pertama tiba. Kisah pilu itu harus dialami Putri Caweni hingga pernikahan dengan suaminya yang ke 98.
"Disebut Caweni karena menjanda namun masih suci lantaran belum tersentuh pria," ujar Bima. Pada suatu ketika Puteri Caweni kembali menikah. Kali ini pria idamannya adalah seorang pangeran rupawan bernama Prabu Boros Kaso.
Karena takut kejadian serupa kembali menimpa, seperti yang dialami suami-suaminya terdahulu, sang putri akhirnya memutuskan untuk menghindari Prabu Borosi Kaso sesaat menjelang malam pertamanya. Wanita berparas ayu tersebut pergi ke lokasi air terjun dan terus menangis hingga akhirnya berubah menjadi patung. "Hanya mitos saja, nyatanya Curug Caweni merupakan objek wisata dengan spot-spot alam terbuka yang cukup indah" ujar Bima.
Editor : Eka L. Prasetya