SUKABUMI, iNewsSukabumi.id – Atraksi Debus dari Paguyuban Lingkung Seni Padjajaran Anyar mendapat perhatian dari warga maupun wisatawan pada acara Hari Nelayan Palabuhanratu ke-64 di Sukabumi. Atraksi dalam rangka Hari Nelayan Palabuhanratu ke-64 ini menampilkan berbagai pagelaran budaya Sunda yang menarik perhatian masyarakat dan wisatawan.
Paguyuban yang dipimpin Firman Hidayat ini, bersama dengan sejumlah pegiat seni tradisi Sunda, memulai arak-arakan dari Pendopo Kabupaten Sukabumi hingga Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu.
Arak arakan memperagakan atraksi debus dengan sebilah golok tajam, bambu, dan duri salak, yang membuat para penonton terkesima dan merinding.
Sesampainya di lokasi acara, para pejabat beserta peserta arak-arakan disambut dengan kesenian Laes, sebuah pertunjukan akrobatik khas Sunda yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Penampilan yang memukau ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, ditandai dengan sorak dan tepuk tangan meriah dari para penonton.
“Tradisi kesenian Sunda memang sepatutnya dilestarikan dan terus ditampilkan. Apalagi kini tradisi itu menjadi daya tarik bagi wisatawan,” kata Firman Hidayat, Ketua Paguyuban Lingkung Seni Padjajaran Anyar, Selasa (21/05/2024).
Firman menekankan pentingnya menjaga sektor pariwisata yang tidak lepas dari kesenian tradisional yang terus dijaga. Menurutnya, tradisi ini bukan hanya menarik wisatawan domestik tetapi juga mancanegara, terutama dengan adanya program Kharisma Event Nasional (KEN) yang mengedepankan budaya.
“Pariwisata dan budaya tidak bisa dipisahkan, di masing-masing wilayah memiliki budaya yang masih dilestarikan. Seperti halnya di wilayah Palabuhanratu,” timpal Firman.
Firman berharap sejarah dan kesenian Sunda yang kini semakin menggeliat terus ditingkatkan, dengan dukungan dari berbagai pihak agar para penggiat seni dapat terus berkembang hingga puluhan tahun ke depan.
“Berharap budaya baik dari kesenian hingga sejarah bisa ada hingga incu putu nanti. Sehingga hal ini tidak hilang dimakan zaman,” tandasnya.
Editor : Suriya Mohamad Said